Indonesia Resmi Bergabung dengan BRICS
Indonesia telah resmi menjadi anggota kelompok negara BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Hal ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan hubungan ekonomi dan politik Indonesia dengan negara-negara besar di dunia.
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS membawa dampak positif dalam hal merumuskan kebijakan ekonomi dan politik global. Salah satu kebijakan yang menjadi fokus utama BRICS adalah dedolarisasi, yaitu mengurangi ketergantungan pada mata uang dolar Amerika Serikat. Ini bertujuan untuk mengurangi dominasi dolar AS dalam perekonomian dunia.
Upaya Dedolarisasi Indonesia
Sebelum menjadi anggota BRICS, Indonesia telah melakukan upaya dedolarisasi dengan kebijakan Local Currency Settlement (LCS) dalam perdagangan dengan beberapa negara, termasuk China. Hal ini memungkinkan transaksi dilakukan langsung menggunakan mata uang lokal tanpa perlu melalui dolar AS.
Ancaman Donald Trump
Di tengah upaya dedolarisasi yang dilakukan BRICS, Presiden AS saat itu, Donald Trump, mengancam akan memberlakukan sanksi perdagangan kepada negara-negara BRICS yang tidak mengikuti kebijakan AS terkait penggunaan dolar. Meskipun demikian, Indonesia tetap teguh dalam komitmennya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Masa Depan Dedolarisasi
Meskipun masih dominan, tren pengurangan penggunaan dolar AS di dunia keuangan internasional diprediksi akan terus berkembang. Indonesia dan negara-negara BRICS lainnya percaya bahwa penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional adalah hak kedaulatan negara dan merupakan langkah positif dalam diversifikasi ekonomi global.
Kesimpulan
Indonesia bergabung dengan BRICS sebagai langkah strategis dalam memperkuat hubungan ekonomi dan politik dengan negara-negara besar lainnya. Meskipun menghadapi tantangan dari AS terkait dedolarisasi, Indonesia tetap mantap dalam langkahnya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan memperkuat posisinya dalam ekonomi global.