Bangkit dari Pandemi: Proyeksi Ekonomi RI Kuartal II 2021
Pada saat pandemi COVID-19 yang melanda dunia, ekonomi global mengalami goncangan yang signifikan. Namun, Bank Indonesia (BI) memprediksi bahwa ekonomi dunia akan meredup pada tahun 2025 dan 2026. Hal ini dipicu oleh ketidakpastian ekonomi setelah Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat (AS).
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan proyeksi ekonomi global dalam dua tahun ke depan. Menurutnya, kondisi ekonomi dunia akan berada pada level slower and divergent growth yang menandakan pertumbuhan ekonomi akan menurun pada 2025 dan 2026. Namun, Perry optimis bahwa ekonomi Indonesia masih akan tetap stabil.
Tanda-tanda Ketidakpastian Ekonomi Global
- Perubahan Pertumbuhan Ekonomi
Perry memperkirakan bahwa Amerika Serikat akan mengalami pemulihan, sementara Tiongkok dan Eropa akan melambat. Namun, India dan Indonesia diprediksi akan tetap stabil dalam periode tersebut. - Inflasi dan Rantai Pasok
Perry juga menyoroti reemergence of inflation pressure yang disebabkan oleh gangguan rantai pasok dan perang dagang. Hal ini dapat menyebabkan inflasi melambat namun berisiko meningkat pada tahun 2026. - Kenaikan Suku Bunga AS
Proyeksi Perry juga mencakup peningkatan suku bunga Amerika Serikat, dengan prediksi bahwa US treasury akan naik hingga 4,7% di 2025 dan 5% di 2026. Hal ini dipengaruhi oleh defisit fiskal dan utang pemerintah AS yang semakin membengkak. - Penguatan Indeks Dolar AS
Perry juga memperkirakan bahwa indeks dolar AS akan menguat dari 101 ke 107. Hal ini akan berdampak pada nilai tukar mata uang dunia, termasuk rupiah. - Investasi di Amerika
Menurut Perry, investor global saat ini cenderung mengalihkan investasi ke Amerika Serikat karena tingginya suku bunga dan kekuatan dolar AS. Hal ini dapat berdampak negatif bagi berbagai negara termasuk Indonesia.Antisipasi untuk Kebangkitan Ekonomi Nasional
Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, Perry menekankan pentingnya untuk merespons dengan kebijakan yang tepat. Hal ini diperlukan untuk menjaga ketahanan ekonomi dan membangkitkan pertumbuhan ekonomi nasional yang telah susah payah dibangun.
Perry juga mengingatkan bahwa Indonesia tidak terkecuali dari dampak negatif yang mungkin timbul. Oleh karena itu, perlu adanya antisipasi yang matang untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dengan proyeksi ekonomi global yang tidak menentu, langkah-langkah strategis dan kebijakan yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan bahwa Indonesia tetap berada dalam jalur pertumbuhan yang positif. Semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapi dan memastikan keberlangsungan ekonomi Indonesia ke depan.
Kesimpulan
Dengan proyeksi ekonomi global yang meredup pada tahun 2025 dan 2026, Indonesia diharapkan tetap mampu bertahan dan bahkan berkembang. Antisipasi yang matang dan respons yang cepat terhadap perubahan ekonomi global menjadi kunci untuk memastikan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sebagai negara yang memiliki potensi ekonomi yang besar, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemain utama dalam pemulihan ekonomi global. Dengan kerjasama dan kolaborasi yang baik, Indonesia dapat bangkit dari pandemi ini dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
(Artikel ini disusun berdasarkan proyeksi ekonomi yang disampaikan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024. Semua pihak diharapkan dapat memperhatikan dan merespons dengan bijaksana terhadap kondisi ekonomi global yang tidak pasti.)