Indonesia dan Rusia Meluncurkan Latihan Angkatan Laut Bersama Pertama

Buka Editor’s Digest secara gratis

Indonesia dan Rusia telah memulai latihan angkatan laut bersama pertama mereka, saat pemimpin baru Jakarta, Prabowo Subianto, mencari peran yang lebih besar bagi negara Asia Tenggara tersebut di panggung global.

Latihan di lepas pantai timur Pulau Jawa ini dilakukan hanya dua minggu setelah Prabowo, mantan jenderal dan menteri pertahanan, mengambil alih kepresidenan Indonesia.

Prabowo telah berjanji untuk menjaga kebijakan luar negeri netral Indonesia yang telah lama berdiri, namun ia juga mencari peran yang lebih berpengaruh bagi negara terpadat keempat di dunia, yang sumber daya alamnya menjadikannya pusat rantai pasokan energi bersih global.

Latihan bersama selama lima hari ini akan dilakukan di Surabaya, pelabuhan di timur Jawa, dan perairan sekitarnya, kata angkatan laut Indonesia pada hari Senin. Rusia membawa empat kapal perang, satu helikopter, dan satu kapal penarik tenggelam untuk latihan tersebut, tambahnya.

Indonesia telah melakukan latihan bersama dengan Rusia di masa lalu sebagai bagian dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, namun latihan minggu ini adalah upaya bilateral pertama antara kedua negara tersebut. Jakarta juga mengadakan latihan bersama tahunan dengan AS dan sekutunya.

“Latihan angkatan laut bersama pertama Indonesia dengan Rusia menandai pergeseran signifikan dalam bagaimana negara tersebut berinteraksi dengan dunia,” kata Dedi Dinarto, analis utama Indonesia di konsultan strategis Global Counsel. “Daripada hanya fokus pada interaksi dengan kekuatan besar seperti China dan Amerika Serikat, pemerintahan Prabowo sedang merangkul pendekatan multilateral yang memungkinkan Indonesia bekerja dengan berbagai mitra.”

Russian naval corvettes docked in Surabaya, Indonesia on Sunday for five-day military drills this week
Korvet laut Rusia bersandar di Surabaya, Indonesia, pada hari Minggu. Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyebut Rusia ‘sebagai teman yang hebat’ setelah pertemuan dengan Vladimir Putin pada bulan Juli © Indonesian Fleet Command/AFP via Getty Images

Analis Perhatikan Kebijakan Luar Negeri Baru Indonesia

Analisis telah mencatat bahwa Prabowo telah menunjukkan kecenderungan yang lebih aktif daripada pendahulunya Joko Widodo untuk berhubungan dengan pemimpin dunia dan menjelajahi jalur kerjasama pertahanan.

Saat masih presiden terpilih, Prabowo melakukan perjalanan ke lebih dari selusin negara dan bertemu dengan pemimpin seperti Vladimir Putin dari Rusia dan Xi Jinping dari China. Minggu lalu, pemerintahannya mengumumkan niatnya untuk bergabung dengan kelompok ekonomi maju Brics yang mencakup China dan Rusia.

“Kami menganggap Rusia sebagai teman yang hebat,” kata Prabowo dalam pernyataan setelah bertemu Putin pada bulan Juli, sambil mendorong hubungan yang lebih dalam dengan Moskow.

Prabowo akan segera melakukan perjalanan luar negeri resmi pertamanya minggu ini, dengan media Indonesia melaporkan bahwa ia akan menuju Beijing, yang merupakan tujuannya pertama setelah memenangkan pemilihan presiden Indonesia pada Februari. Ia juga diharapkan mengunjungi AS dan Inggris.

Namun, Julia Lau, sesama peneliti senior dan koordinator program studi Indonesia di Institut Iseas-Yusof Ishak di Singapura, memperingatkan agar tidak menafsirkan latihan angkatan laut dan tawaran kepada blok Brics dari ekonomi negara berkembang sebagai bukti kecenderungan menuju China dan Rusia. Saat masih presiden terpilih, Prabowo juga bertemu dengan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Prabowo “sedang mencoba melakukan keseimbangan terhadap AS, China, dan Rusia,” katanya. Latihan militer dengan Rusia adalah “bagian dari strategi pemerintahan baru ini untuk menunjukkan bahwa mereka tidak bersekutu dengan kekuatan besar manapun”.

Evan Laksmana, sesama peneliti untuk modernisasi militer Asia Tenggara di Institut Studi Strategis Internasional, berpendapat bahwa latihan angkatan laut “menguntungkan Rusia lebih dari Indonesia”.

“Rusia dapat mengatakan bahwa mereka tidak terisolasi” meskipun invasi Putin ke Ukraina, tambahnya, dan “untuk menunjukkan kehadirannya di wilayah” sebagai mitra pertahanan.

“Ini bahkan dapat membantu Rusia untuk akhirnya meningkatkan kemampuannya untuk berkolaborasi dengan China dan Korea Utara dalam situasi darurat regional.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *