Aktivitas Otak Saat Bermain Musik: Penelitian di Kura-kura Bali
Denpasar, CNBC Indonesia – Pada sebuah acara bertajuk “Music and Brain”: How Does Music Influence the Brain and Health?” di Kura-kura Bali, Denpasar, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha dan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie turut menunjukkan aktivitas otak saat bermusik menggunakan alat canggih fNIRS. Alat ini dibawa oleh Xiaoqin Wang, Direktur Tsinghua Laboratory of Brain and Intelligence di Tsinghua University, China.
Teknologi fNIRS: Hubungan Musik dan Kesehatan Manusia
Alat fNIRS, kepanjangan dari Functional Near-Infrared Spectroscopy, memiliki fungsi untuk mengungkap kaitan antara musik dan kesehatan manusia. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) memperlihatkan penggunaan fNIRS dalam mengukur aktivitas otak ketika seseorang bermusik.
Penelitian dan Temuan
Stella Christie menjelaskan bahwa teknologi fNIRS mampu melihat bagian otak mana yang aktif saat seseorang bernyanyi atau memainkan alat musik. Selama acara, Giring Ganesha, yang merupakan mantan vokalis Band Nidji, menggunakan alat fNIRS sambil membawakan lagu-lagu populer. Hasil pengukuran menunjukkan bagaimana bagian otak Giring berkerja saat bernyanyi.
Menariknya, Wang menjelaskan bahwa bagian otak yang aktif saat berbicara berbeda dengan saat bernyanyi. Hal ini menunjukkan bahwa musik memiliki dampak yang unik pada otak manusia. Selain itu, alat fNIRS juga digunakan untuk memonitor aktivitas otak pendengar musik.
Dampak Musik pada Kesehatan dan Emosi
Yovie Widianto, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyatakan bahwa melihat respons otak pemusik saat bermain musik sangat luar biasa. Musik tidak hanya dapat mengurangi stres, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup. Musik juga dapat mempengaruhi mood seseorang, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Integrasi Musik, Sains, dan Teknologi
Acara ini sejalan dengan Asta Cita Pak Prabowo yang menekankan pentingnya kemajuan sains dan teknologi serta pengembangan kebudayaan Indonesia. Dengan menggabungkan musik, sains, dan teknologi, diharapkan dapat menghasilkan generasi unggulan. Kegiatan serupa akan dilakukan di berbagai kota di Indonesia untuk memperkenalkan sains secara menyenangkan dan mudah dipahami melalui integrasi musik tradisional dan teknologi.
Penutup
Acara “Music and Brain” di Kura-kura Bali membawa pemahaman baru tentang hubungan antara musik, otak, dan kesehatan manusia. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat semakin memperdalam pengetahuan tentang dampak positif musik pada kesehatan dan kesejahteraan manusia.
(dem/dem)
Artikel Selanjutnya
Prof Stella: Hilirisasi Tak Mungkin Tanpa Inovasi Sains & Teknologi