Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perkembangan teknologi ke depan, khususnya terkait kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Menurutnya, teknologi seperti robot dan AI dikhawatirkan akan menjadi lebih cerdas daripada manusia dalam waktu 10 tahun mendatang.
Khawatir dengan Perkembangan AI
Luhut mengungkapkan bahwa kekhawatirannya terhadap AI muncul setelah menonton acara ’60 Minutes’ di Amerika Serikat. Dalam acara tersebut, ditunjukkan bagaimana robot dapat berinteraksi dengan robot lain dan bahkan mampu memprogram dirinya sendiri. Hal ini membuatnya bertanya-tanya tentang kemungkinan AI menjadi lebih cerdas daripada manusia dalam waktu dekat.
“Saya khawatir dengan perkembangan AI ini setelah menonton acara ’60 Minutes’ di Amerika. Mereka berhasil menciptakan robot yang dapat berkomunikasi dengan robot lain dan bahkan mampu memprogram dirinya sendiri. Bagaimana jika dalam 10 tahun ke depan, AI benar-benar dapat menjadi lebih cerdas dari manusia? Ini adalah pertanyaan besar yang sulit dijawab,” ujar Luhut dalam acara Transformasi Tata Kelola dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi.
Menurut Luhut, jika AI benar-benar dapat mencapai tingkat kecerdasan tersebut, banyak sektor seperti kementerian keuangan dan pajak dapat sepenuhnya dioperasikan oleh teknologi robotik.
Quantum Gathering di Bali
Luhut juga mengungkapkan pengalamannya saat diundang ke acara quantum gathering di Bali. Di sana, ia berdiskusi tentang quantum computing dan teori-teori yang dapat mengubah cara pandang kita terhadap teknologi. Menurutnya, quantum computing memiliki potensi untuk memecahkan masalah secara lebih efisien dan cepat dibandingkan dengan teknologi saat ini.
Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini, Luhut menekankan pentingnya Indonesia untuk tidak ketinggalan dalam hal inovasi. Jika tidak hati-hati, Indonesia bisa terancam tertinggal dalam persaingan global.
Potensi Ekonomi Indonesia
Meskipun menghadapi tantangan dari segi teknologi, Luhut optimis dengan potensi ekonomi Indonesia. Menurutnya, meskipun kondisi ekonomi global tidak menentu, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil di angka 5,2 persen dan berpotensi meningkat menjadi 5,3 persen ke depan.
“Indonesia memiliki modal yang kuat meskipun banyak kendala yang dihadapi. Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, kita masih memiliki peluang untuk berkembang lebih jauh ke depannya,” tambahnya.
Kesimpulan
Dari ungkapan Luhut Binsar Pandjaitan, kita dapat melihat betapa pentingnya untuk terus mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat. Dengan memahami potensi dan tantangan yang dihadapi, Indonesia dapat terus bersaing dan berkembang dalam era digital yang semakin kompleks.
Sumber: CNBC Indonesia