Mengapa Perpindahan dari Kemasan Polikarbonat ke Kemasan Bebas BPA Penting bagi Industri Air Minum
Pada tahun 2024, Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) memberikan apresiasi terhadap langkah AQUA yang mulai beralih dari kemasan polikarbonat ke kemasan bebas BPA. Langkah ini tidak hanya sejalan dengan tren penggunaan galon air minum bermerek yang bebas dari risiko kontaminasi senyawa kimia berbahaya Bisfenol A atau BPA, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesehatan konsumen.
Tren Perubahan Preferensi Konsumen
Perubahan preferensi konsumen terhadap kemasan galon air minum yang sehat, bebas BPA, dan terjamin keamanan serta mutunya menjadi pemicu utama perubahan ini. Hal tersebut didukung juga oleh regulasi pemerintah terkait risiko kesehatan di balik konsumsi air galon bermerek dengan kemasan dari jenis plastik keras polikarbonat. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun telah mewajibkan industri air kemasan menambahkan label peringatan bahaya BPA pada kemasan sebelum tahun 2028.
Industri Air Minum Mampu Beradaptasi
Sekretaris Jenderal Asparminas, Nio Eko Susilo, menyatakan bahwa industri air kemasan mampu beradaptasi dengan aturan pelabelan BPA. Hal ini terbukti dengan kemampuan market leader industri AMDK meninggalkan galon polikarbonat dan beralih ke kemasan galon bebas BPA dalam waktu singkat. Peralihan kemasan galon oleh market leader di area Jakarta juga telah sukses dilakukan setelah sebelumnya berhasil di Bali dan Manado.
Dampak Paparan BPA pada Kesehatan
Paparan BPA pada tubuh dapat berkorelasi dengan banyak penyakit, termasuk gangguan sistem reproduksi, diabetes, obesitas, gangguan sistem kardiovaskular, gangguan ginjal, kanker, perkembangan kesehatan mental, hingga gangguan pada anak seperti Autism Spectrum Disorder dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk memahami perbedaan antara kemasan air minum bermerek yang bebas BPA dengan yang masih menggunakan plastik polikarbonat.
Edukasi Konsumen tentang Kemasan Bebas BPA
Meskipun konsumen semakin sadar akan risiko paparan BPA pada kesehatan, masih banyak yang belum bisa membedakan kemasan air minum bermerek yang bebas BPA dengan yang masih menggunakan plastik polikarbonat. Eko menekankan pentingnya memperhatikan kode penomeran plastik di dasar kemasan untuk mengetahui apakah kemasannya terbuat dari plastik jenis polietilene teraftalat (PET) yang bebas BPA atau plastik polikarbonat yang menggunakan senyawa kimia BPA.
Kesimpulan
Dengan adanya peralihan dari kemasan polikarbonat ke kemasan bebas BPA dalam industri air minum, diharapkan konsumen dapat lebih yakin akan kualitas dan keamanan produk yang mereka konsumsi. Edukasi terus diperlukan agar masyarakat dapat memilih produk yang lebih sehat dan aman bagi kesehatan. Semoga langkah-langkah positif ini dapat memberikan dampak baik bagi industri air minum dan kesehatan konsumen secara keseluruhan.