Sebelum Pemakaman Kenegaraan Mantan Presiden Jim
Menjelang pelantikan Donald Trump, raksasa teknologi sudah siap-siap berbenah diri. Meta Platforms (Facebook, Instagram, WhatsApp) dan Amazon kompak mengurangi program keberagaman (diversity program).
Pasalnya, perlawanan kubu konservatif yang digawangi Partai Republik terhadap inisiatif keberagaman dalam lingkungan kerja makin kencang.
Setidaknya ada 6 raksasa AS yang terdeteksi telah memodifikasi kebijakan internal dalam mendorong perwakilan ras dan etnis di dalam perusahaan.
Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk di antara 25 perusahaan yang menerima surat pemegang saham publik sejak tahun 2021 yang mengklaim program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) mereka merupakan diskriminasi ilegal dan pelanggaran tugas direktur kepada investor.
Gerakan untuk menggenjot kebijakan inklusivitas di dalam perusahaan didorong protes melawan kasus pembunuhan yang dilakukan polisi terhadap George Floyd dan warga kulit hitam AS lainnya pada 2020 silam.
Meta sendiri sudah mengakhiri program DEI perusahaan yang akan berdampak pada proses perekrutan, pelatihan, dan pemilihan penyuplai. Hal ini diketahui dari memo internal karyawan pada pekan lalu, dikutip dari Reuters, Senin (13/1/2025).
Dalam kurun waktu kurang dari 2 pekan, Meta juga telah meniadakan program pengecekan fakta pada platform-nya, serta menunjuk Joel Kaplan untuk menjadi Chief Global Affairs perusahaan.
Joel Kaplan merupakan tokoh kawakan Republik yang juga merupakan CEO Ultimate Fighting Championship (UFC) dan teman dekat Trump.
Sementara itu, Amazon terang-terangan mengatakan “akan mengurangi program yang sudah lawas” terkait inklusi. Prosesnya diselesaikan pada akhir 2024, kata perusahaan pada dalam memo internal pada Desember lalu yang dilihat oleh Reuters.
Kelompok konservatif telah menegaskan untuk tidak menjunjung program DEI. Bagi perusahaan yang masih bersikeras menggelar DEI terancam dituntut.
Pekan lalu, Musk dan sekutu Trum telah menyalahkan program DEI karena diklaim menghalangi respons terhadap kebakaran hutan yang berkobar di Los Angeles.
Dalam menghadapi perubahan kebijakan tersebut, perusahaan-perusahaan teknologi ini dihadapkan pada tantangan baru dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan beragam. Bagaimana dampak kebijakan tersebut terhadap tenaga kerja di perusahaan-perusahaan raksasa teknologi?
Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi penting dalam menyikapi perubahan kebijakan keberagaman dan inklusi yang diambil oleh Meta Platforms dan Amazon. Bagaimana reaksi para karyawan terhadap pengurangan program DEI ini? Apakah langkah-langkah perusahaan ini dapat memperkuat atau justru melemahkan keberagaman di lingkungan kerja?
Selain itu, bagaimana tanggapan publik terhadap langkah-langkah ini? Apakah kebijakan-kebijakan ini akan mempengaruhi citra dan reputasi perusahaan-perusahaan teknologi tersebut di mata konsumen?
Para ahli juga memberikan pandangan mereka terkait konsekuensi dari pengurangan program keberagaman ini. Apakah langkah ini akan berdampak pada inklusivitas di industri teknologi secara keseluruhan?
Dengan berbagai pertanyaan dan isu yang muncul terkait kebijakan DEI di perusahaan-perusahaan teknologi, penting untuk memahami konteks yang lebih luas di balik perubahan kebijakan ini. Bagaimana kebijakan ini dapat mempengaruhi dinamika industri teknologi di masa depan?
Sebagai konsumen dan masyarakat umum, pemahaman mengenai kebijakan keberagaman dan inklusi di perusahaan-perusahaan teknologi menjadi kunci dalam menilai dampak sosial dan ekonomi dari langkah-langkah ini. Bagaimana kita sebagai individu dapat berkontribusi dalam mendorong inklusivitas di lingkungan kerja dan masyarakat secara lebih luas?
Dengan demikian, perubahan kebijakan keberagaman dan inklusi di Meta Platforms dan Amazon menjadi cermin dari dinamika yang terjadi dalam dunia kerja dan industri teknologi. Bagaimana kita sebagai individu dapat bersikap proaktif dalam menjaga keberagaman dan inklusi di lingkungan sekitar kita?
Dengan berbagai pertanyaan dan tantangan yang dihadapi, penting untuk terus berdiskusi dan berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan beragam. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik dan memberikan kesempatan yang adil bagi semua individu, tanpa terkecuali.
Semoga dengan pemahaman yang lebih dalam mengenai isu-isu ini, kita dapat menjadi agen perubahan positif dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan beragam bagi semua.
Mari bersama-sama berjuang untuk menciptakan dunia yang lebih baik, di mana keberagaman dihargai dan inklusivitas menjadi landasan utama dalam setiap aspek kehidupan kita. Terima kasih.