Pakar Sains Mengkritik Habis-habisan Kota Baru Arab Saudi

Pada Januari 2021, Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud mengumumkan megaproyek yang disebut ‘The Line’. Proyek pengembangan area urban raksasa ini menjanjikan kota baru dengan konsep yang unik, yaitu segaris lurus, tidak seperti kota-kota konvensional yang biasanya berbentuk melingkar atau melintang.

Kota ‘The Line’ ini akan membentang dari Kota Merah ke Kota Tabuk sepanjang 110 mil dengan perkiraan jumlah penduduk mencapai 9 juta orang, dan yang menariknya, kota ini sepenuhnya tanpa mobil. Sistem transportasi yang akan digunakan adalah kereta super cepat yang dapat menghubungkan ujung ke ujung ‘The Line’ dalam waktu hanya 20 menit.

Konsep tata kota yang radikal ini memang membedakan diri dari tata kota konvensional. Dalam presentasinya dua tahun lalu, Pangeran Arab Saudi memperlihatkan konsep yang mirip dengan karya seni untuk film fiksi ilmiah yang ambisius.

Meskipun konsep baru ini dapat dianggap masuk akal dengan kebijakan tanpa mobil dan pendukung tata kota ramah lingkungan, namun para ahli matematika memiliki pandangan yang berbeda. Organisasi peneliti The Complexity Science Hub yang berbasis di Vienna, Austria, merilis laporan yang menjelaskan bahwa ‘The Line’ dapat menjadi mimpi buruk bagi para pejuang transportasi commuter.

Menurut laporan tersebut, merancang sebuah kota dalam garis lurus pada dasarnya memaksimalkan perjalanan dari titik A ke titik B, namun hal ini juga dapat menyebabkan pemisahan yang jauh antara penduduk. Para peneliti kemudian menawarkan proposal alternatif yang disebut ‘The Circle’, yaitu membangun kota dengan bangunan-bangunan serupa di ‘The Line’ namun disusun secara melingkar.

Dengan konsep ‘The Circle’, kota baru Arab Saudi bisa memiliki diameter 4 mil dan dihuni oleh 9 juta orang. Para penghuni dapat dengan mudah berjalan kaki mengelilingi kota dan jarak antara dua penghuni secara acak hanya sekitar 1,8 mil.

Meskipun laporan tersebut fokus pada aspek matematis dari desain ‘The Line’, namun juga mencatat potensi dampak buruk jika terjadi eror pada sistem kereta cepat. Meski demikian, Arab Saudi tampaknya tetap akan melanjutkan megaproyek ini meskipun mendapat kritik dari para pakar.

Dengan dimulainya proyek ini, Arab Saudi akan memiliki kota dengan garis lurus yang unik meskipun dinilai tidak masuk akal menurut matematika. Proyek ini menjadi bukti ambisius dari Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud dalam menciptakan kota masa depan yang berbeda dari yang lain.

Dengan demikian, proyek ‘The Line’ di Arab Saudi menjadi sorotan internasional karena konsepnya yang unik dan ambisius. Meskipun mendapat kritik dari para ahli, namun keberanian Arab Saudi untuk mewujudkannya menunjukkan tekad mereka dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan futuristik. Apakah proyek ini akan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk mengembangkan konsep kota yang inovatif? Kita tunggu saja perkembangannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *