Parlemen Indonesia Menunda Perubahan Aturan Pemilihan Setelah Protes

Indonesia’s parliament has backed away from a controversial attempt to change the country’s electoral laws after protests over what critics claimed was an attempted power grab by outgoing president Joko Widodo and his allies.

Protes di Jakarta

Demonstran pada hari Kamis bentrok dengan polisi di luar parlemen di Jakarta, mencoba untuk memanjat pagar masuk ke gedung dan menyerang gerbang.

Penundaan Perubahan Aturan

Sufmi Dasco Ahmad, wakil ketua parlemen, mengumumkan pada Kamis malam bahwa parlemen akan menunda perubahan aturan yang direncanakan, yang akan menurunkan batas usia bagi kandidat untuk mengikuti pemilihan.

Reaksi Kritis

Perubahan yang direncanakan, yang pada dasarnya akan membatalkan putusan mahkamah konstitusi awal pekan ini, dipandang oleh lawan-lawan Widodo sebagai ancaman terhadap demokrasi Indonesia yang akan memungkinkan presiden untuk lebih memperluas pengaruh keluarganya atas negara dengan populasi 280 juta.

Perubahan Kandidat

Perubahan tersebut akan memungkinkan putra termuda Widodo, Kaesang Pangarep, 29 tahun, untuk mengikuti pemilihan di provinsi Jawa Tengah.

Transisi Kekuasaan

Widodo, yang telah berkuasa sejak tahun 2014, akan menyelesaikan masa jabatannya yang kedua pada akhir Oktober dan menyerahkan kekuasaan kepada sekutu Prabowo Subianto, seorang mantan komandan pasukan khusus berusia 72 tahun.

Kritik terhadap Widodo

Selama satu dekade berkuasa, Widodo telah populer di kalangan investor asing dan bisnis berkat pengelolaannya terhadap ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Konsolidasi Kekuasaan

Namun, para kritikus memperingatkan bahwa ia juga telah berusaha untuk mengkonsolidasikan kekuasaan di sekitar keluarganya selama masa jabatannya. Gibran, 36 tahun, sendiri dapat mencalonkan diri sebagai wakil presiden Prabowo awal tahun ini berkat putusan mahkamah konstitusi yang mengampuni dia dari persyaratan usia minimum 40 tahun. Saat itu, mahkamah konstitusi dipimpin oleh ipar Widodo.