Pemimpin-pemimpin muda Nepo sedang meredupkan Asia Tenggara menjadi yang unik

Oleh: Direktur Program Asia-Pasifik di Chatham House

Mengapa Politik Keluarga Menjadi Tren di Asia Tenggara?

Di tengah gejolak politik yang terjadi di berbagai negara di Asia Tenggara, fenomena politik keluarga semakin menjadi sorotan. Dari Thailand hingga Filipina, kekuasaan politik semakin terkonsentrasi di tangan keluarga-keluarga yang memiliki sejarah panjang dalam dunia politik.

Perkembangan Politik di Thailand

Paetongtarn Shinawatra, yang baru saja dilantik sebagai Perdana Menteri Thailand, menandai titik balik penting dalam sejarah politik negara tersebut. Dengan usia 38 tahun, Paetongtarn menjadi perdana menteri termuda sepanjang sejarah Thailand. Keluarga Shinawatra kembali ke tampuk kekuasaan setelah sepuluh tahun vakum, menyusul pemberhentian bibinya, Yingluck Shinawatra, dan ayahnya, Thaksin Shinawatra, yang sebelumnya mengalami kudeta pada 2006.

Politik Keluarga di Negara Lain

Fenomena politik keluarga juga terjadi di negara-negara lain di Asia Tenggara seperti Filipina, Indonesia, Laos, dan Kamboja. Hal ini mencerminkan cara di mana kekuasaan dan pengaruh politik seringkali diwariskan dari generasi ke generasi.

Dampak Politik Keluarga bagi Masyarakat

Pengaruh politik keluarga juga turut dirasakan oleh masyarakat dan sektor bisnis di Asia Tenggara. Kekuatan ekonomi dan politik yang terpusat pada keluarga-keluarga tertentu dapat menghambat persaingan yang sehat dan mengakibatkan harga barang dan jasa yang lebih tinggi bagi konsumen.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, politik keluarga telah menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap politik di Asia Tenggara. Meskipun memiliki dampak positif dan negatif, peran keluarga dalam politik regional tersebut tetap menjadi perdebatan yang menarik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *