Membangun Rumah Sebagai Solusi Atas Oversupply Semen
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan pembangunan 3 juta unit rumah untuk masyarakat sebagai upaya untuk mengatasi masalah oversupply semen yang tengah terjadi. Program ini diharapkan tidak hanya mampu menyediakan hunian bagi masyarakat, tetapi juga dapat memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo, menegaskan komitmen pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam sektor perumahan melalui program 3 juta rumah. Dalam keterangannya, Hashim S. Djojohadikusumo menyebut bahwa telah ada komitmen nyata dari pemerintah Qatar dan swasta Qatar untuk pembiayaan 4 hingga 6 juta unit rumah. Selain itu, kerjasama juga telah terjalin dengan Menteri Energi dan Perindustrian Uni Emirat Arab untuk komitmen pembangunan 1 juta unit rumah atau lebih. Tak hanya itu, negara lain seperti Cina, Turki, India, Singapura, dan lain-lain juga turut berkontribusi dalam program ini. Hal ini diharapkan dapat menjadi stimulus ekonomi bagi 185 bidang ekonomi yang terkait dengan sektor perumahan, termasuk industri semen.
Menurut Hashim S. Djojohadikusumo, yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas Perumahan, program pembangunan 3 juta rumah setiap tahun akan meningkatkan permintaan akan semen dan membantu mengatasi masalah oversupply yang dihadapi oleh industri semen domestik saat ini. “Program perumahan akan terus berlangsung selama kepemimpinan Pak Prabowo,” ungkapnya.
Di sisi lain, Hashim S. Djojohadikusumo juga mengingatkan agar pelaku industri memperhatikan aspek lingkungan sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi. “Bisnis selalu memiliki dampak. Pabrik semen, misalnya, terus berproduksi dan menghasilkan emisi. Oleh karena itu, kita harus menjaga lingkungan dengan baik,” ujarnya.
Komitmen SIG dalam Bisnis Berkelanjutan
Direktur Utama Semen Indonesia (SIG), Donny Arsal, menjelaskan bahwa perusahaan senantiasa menjalankan praktik bisnis berkelanjutan berdasarkan pilar-pilar ESG (Environmental, Social, and Governance) sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam memastikan keberlangsungan bisnis jangka panjang. SIG juga telah merumuskan dan menerapkan Sustainability Roadmap 2030 yang memperhatikan aspek Triple Bottom Line yaitu Planet, People, Prosperity.
SIG terus berupaya dalam menurunkan tingkat emisi karbon per ton produknya dengan cara mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan produktivitas melalui teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI), mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam dengan menggunakan bahan baku dan bahan bakar alternatif, serta menerapkan pembangkit listrik tenaga surya dan mikrohidro, serta recovery panas (WHRPG). Selain itu, SIG juga menggunakan teknologi baru seperti hydrogen rich injection sesuai dengan perkembangan zaman.
Donny Arsal menambahkan bahwa SIG telah mengonversi pembiayaannya menjadi Sustainability Linked Loan (SLL) sebagai komitmen perusahaan terhadap inisiatif dekarbonisasi. Selain menunjukkan komitmen SIG terhadap upaya pengurangan emisi karbon, SLL juga memberikan manfaat berupa penurunan margin bunga dibandingkan dengan hutang bank sindikasi eksisting dengan syarat yang lebih baik. Hal ini menunjukkan keseriusan SIG dalam upaya dekarbonisasi.
“Komitmen SIG dalam mendukung pencegahan pemanasan global dengan target pengurangan emisi gas rumah kaca telah diakui oleh lembaga internasional, yaitu Science-Based Target initiatives (SBTi). Pencapaian ini membuat SIG menjadi perusahaan pertama di industri bahan bangunan Indonesia yang mendapatkan validasi dari SBTi, yang memiliki kriteria ketat dalam menetapkan target emisi gas rumah kaca yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” ungkap Donny Arsal.
Dengan komitmen dan upaya yang dilakukan oleh SIG, diharapkan industri semen dapat terus berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan dan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Kesimpulan
Dalam upaya mengatasi oversupply semen yang tengah terjadi, program pembangunan 3 juta unit rumah setiap tahun yang digulirkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto diharapkan dapat memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, komitmen SIG dalam menjalankan bisnis berkelanjutan juga menjadi langkah positif dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan kerjasama dan komitmen bersama, diharapkan Indonesia dapat terus maju dalam pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.