Rahasia Pagar Misterius: Kisah Kelompok Nelayan di Laut Tangerang

Pagar Misterius di Laut Tangerang: Membangun Perlindungan dari Tsunami dan Abrasi

Perairan Kabupaten Tangerang kini menjadi sorotan publik setelah kelompok nelayan yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Pantura (JRP) mengklaim telah membangun pagar laut sepanjang 30,16 km. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya perlindungan dari bencana tsunami dan abrasi. Namun, respons dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terhadap pembangunan pagar misterius ini masih menimbulkan tanda tanya.

Reaksi KKP Terhadap Pernyataan Kelompok Nelayan

Direktur Perencanaan Ruang Laut KKP, Suharyanto, memberikan tanggapannya terkait klaim pembangunan pagar laut tersebut. Menurutnya, KKP belum menerima informasi resmi terkait hal tersebut dan baru mengetahuinya melalui media. Saat Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten melakukan peninjauan lokasi, tidak ditemukan informasi yang mengonfirmasi klaim dari JRP.

Izin Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut

Suharyanto menjelaskan bahwa pembangunan struktur seperti pagar laut harus memiliki izin Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL) dari KKP sesuai dengan regulasi yang berlaku. Tanpa izin tersebut, penggunaan ruang laut tidak dibenarkan. Hingga saat ini, KKP juga belum menerima pengajuan izin dari kelompok nelayan yang terlibat dalam pembangunan pagar laut tersebut.

Swadaya Masyarakat dalam Membangun Pagar Laut

Pagar laut yang menjadi perbincangan ini merupakan hasil dari kerja keras masyarakat setempat yang membangun struktur tersebut secara swadaya. Koordinator JRP, Sandi Martapraja, menyatakan bahwa pagar laut tersebut dibangun untuk melindungi pesisir utara Kabupaten Tangerang dari abrasi yang dapat terjadi akibat gelombang laut.

Perlindungan dari Bencana Alam

Upaya masyarakat dalam membangun pagar laut sebagai bentuk perlindungan dari bencana alam seperti tsunami dan abrasi menunjukkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan laut. Dengan adanya pagar laut ini, diharapkan dapat mengurangi risiko kerusakan akibat bencana alam yang sering melanda wilayah pesisir.

Kesimpulan

Dari kontroversi pembangunan pagar laut di perairan Tangerang, kita dapat melihat peran penting masyarakat dalam menjaga lingkungan laut. Meskipun masih terdapat perbedaan pendapat dan ketidakjelasan terkait izin pembangunan, langkah ini menunjukkan kesadaran akan perlunya perlindungan dari bencana alam. Semoga tindakan seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lain untuk turut berkontribusi dalam pelestarian lingkungan laut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *