Perang Dagang China dan AS: Eskalasi Konflik dan Dampaknya
Jakarta, CNBC Indonesia – Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) semakin memanas. Berikut adalah perkembangan terbaru dari konflik tersebut:
1. Pelarangan Ekspor Mineral Penting oleh China
Pemerintahan Xi Jinping telah resmi melarang ekspor mineral penting seperti gallium, germanium, dan antimon ke AS. Material-material ini banyak digunakan untuk kebutuhan militer.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap pemblokiran baru yang diumumkan oleh AS pada sektor chip China.
2. Eskalasi Konflik Perang Dagang
Perang dagang antara China dan AS, dua negara ekonomi terbesar di dunia, semakin meningkat seiring dengan berbagai tindakan pemblokiran dan larangan ekspor yang saling dilakukan.
3. Alasan Pelarangan China
Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa pelarangan mineral penting ke AS dilakukan untuk menjaga keamanan nasional. China juga menilai bahwa langkah tersebut merupakan respons terhadap tindakan serupa yang dilakukan oleh AS.
4. Dampak Larangan Ekspor Mineral Penting
Pelarangan ekspor mineral penting seperti gallium, germanium, dan antimon dapat berdampak pada industri semikonduktor, teknologi inframerah, kabel optik fiber, panel surya, dan pembuatan senjata.
5. Tantangan bagi AS
Langkah China ini menunjukkan bahwa negara tersebut siap untuk memperluas blokir ekspor ke AS, termasuk melarang mineral-mineral lain seperti nikel dan kobalt. Hal ini menimbulkan tantangan baru bagi AS dalam menjaga ketersediaan bahan baku penting.
6. Respons AS
Juru bicara AS menyatakan bahwa Gedung Putih akan mengevaluasi larangan yang diberlakukan oleh China dan siap untuk merespons lebih lanjut. Namun, langkah konkret yang akan diambil oleh AS belum diungkapkan.
7. Kesimpulan
Perang dagang antara China dan AS merupakan konflik yang kompleks dan tidak ada pemenangnya. Dampak dari konflik ini dapat dirasakan oleh kedua negara serta pasar global secara keseluruhan.
Sumber: CNBC Indonesia
(fab/fab)
Next Article
Makin Panas, Ini Taktik Baru China Lumpuhkan Amerika