Indonesia menghadapi kegagalan dalam perayaan Hari Kemerdekaan yang direncanakan pertama kali di ibu kota baru mereka yang bernilai miliaran dolar. Pemerintah terpaksa mengurangi rencana dan menarik undangan kepada delegasi asing.
Rencana Perayaan di Nusantara
Negara tersebut berencana menggelar acara megah pada Sabtu di Nusantara, ibu kota baru yang sedang dibangun di Kalimantan dengan perkiraan biaya $30 miliar, dengan ribuan pejabat hadir.
Kendala yang Dihadapi
Proyek ambisius ini, yang menjadi ciri khas bagi Presiden Joko Widodo yang akan segera meninggalkan jabatannya, telah dihantui oleh keterlambatan, memaksa pemerintah untuk memangkas daftar tamu dari 8.000 menjadi 1.300 hanya beberapa hari sebelum perayaan 17 Agustus.
Masalah Pengembangan Nusantara
Pengembangan Nusantara telah diwarnai oleh keterlambatan konstruksi, masalah akuisisi lahan, dan absennya investor asing yang dibesar-besarkan. Keprihatinan semakin mendalam setelah pengunduran diri manajemen proyek yang tak terduga pada Juni.
Masalah Infrastruktur
Widodo mengatakan daftar tamu harus dikurangi karena Nusantara belum memiliki fasilitas yang memadai. “Akomodasi tidak cukup, begitu juga dengan makanan, karena ekosistem di sini belum dibangun,” kata presiden tersebut pekan ini dalam upacara peresmian pusat konvensi di ibu kota baru.
Persiapan Menuju Nusantara
Meskipun ada jaminan dari Prabowo bahwa dia akan terus membangun Nusantara, para ekonom telah memperingatkan bahwa administrasinya harus memprioritaskan pengeluaran di antara beberapa proyek ambisius karena keuangan publik yang sudah tegang.
Masa Depan Nusantara
Kennedy Muslim, seorang analis politik di Indikator Politik Indonesia, mengatakan masa depan Nusantara akan bergantung pada pengaruh Widodo terhadap pemerintahan berikutnya.