Kondisi Terkini
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat terhadap rupiah. Mata uang Negeri Paman Sam berada di kisaran Rp 15.900 dan nyaris menembus Rp 16.000 kemarin.
Faktor Penyebab
Dikutip dari data RTI, Rabu (4/12/2024), dolar AS berada pada level Rp 15.954 pukul 09.40 WIB. Dolar AS menguat 25 poin atau 0,16%. Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS disebabkan berbagai persoalan yang terjadi, di antaranya kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump yang dikenal protektif terhadap negaranya, seperti menaikkan tarif impor.
Dampak Terhadap Ekonomi Global
“Hal ini bisa memicu gejolak ekonomi global sehingga pasar mencari keamanan di dolar AS. Selain itu, tensi perang yang meningkat di Timur Tengah maupun di Ukraina juga mendorong pasar mencari keamanan di aset dolar AS,” kata Ariston kepada detikcom, Rabu (4/12/2024).
Prospek Pemangkasan Suku Bunga
Ariston juga menyebut bahwa prospek pemangkasan suku bunga acuan AS menjadi perhatian. Pelaku pasar memproyeksikan pemangkasan suku bunga acuan AS kemungkinan tidak agresif lagi karena data ekonomi AS belakangan ini menunjukkan perbaikan.
Dampak bagi Produksi
Menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah bisa berdampak pada melemahnya produksi. Hal ini terjadi karena harga beli produk dari luar negeri yang menggunakan dolar AS menjadi lebih mahal.
Potensi Kerugian
“Industri yang memerlukan bahan baku impor bakal kelimpungan, termasuk sektor pertanian dan peternakan,” kata Ariston. Selain itu, kepercayaan investor bisa hilang dan utang dalam dolar AS sulit dibayar.
Analisis Geopolitik
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, menilai kondisi geopolitik global menjadi faktor utama melemahnya nilai tukar rupiah. Dolar AS sudah mencapai Rp 16.000 dalam perdagangan perbankan.
Dampak Terhadap Inflasi
Penguatan dolar AS akan memberikan dampak besar bagi perekonomian Indonesia, terutama terhadap inflasi yang meningkat. “Menguatnya dolar akan membuat barang impor semakin mahal, terutama teknologi, otomotif, pupuk, dan komoditas impor seperti kacang kedelai,” ujar Ibrahim.
Kesimpulan
Dolar AS yang terus menguat terhadap rupiah memberikan dampak yang signifikan bagi ekonomi Indonesia. Perlu langkah-langkah yang tepat untuk menghadapi kondisi ini demi menjaga stabilitas ekonomi negara.
(acd/acd)