Indonesia Bergabung dalam Pasar Karbon Global
Indonesia telah menjadi negara Asia Tenggara terbaru yang menguji pasar karbon global yang dimulai oleh kesepakatan PBB baru-baru ini dengan menjual kredit karbon yang terkait dengan proyek-proyek energi.
Pasar Karbon Global
Jakarta bertaruh bahwa dorongan untuk meningkatkan perdagangan karbon global, dengan menawarkan kredit yang terkait dengan emisi, dapat membantu mendanai transisi mereka ke energi hijau. Namun, para analis telah mengkhawatirkan bahwa kredit-kredit yang dijual terlalu bergantung pada proyek-proyek bahan bakar fosil, yang dapat membuat investor enggan.
Perkiraan Pertumbuhan Pasar
Penyedia data MSCI Carbon Markets memperkirakan pasar kredit karbon sukarela dapat tumbuh dari $1.4 miliar tahun lalu menjadi hingga $35 miliar pada tahun 2030.
Langkah Thailand, Malaysia, dan Singapura
Thailand mengatakan awal bulan ini bahwa mereka berencana meluncurkan pasar karbon pada tahun 2025, sementara Malaysia dan Singapura juga berlomba-lomba untuk menarik perdagangan karbon.
Proyek-Proyek Energi Indonesia
Indonesia telah menawarkan 1,78 juta kredit, yang mewakili penghematan emisi dari lima proyek energi di IDX Carbon, platform perdagangan yang dioperasikan oleh bursa saham nasionalnya.
Kekhawatiran Analis
Namun, analis mengatakan kredit karbon yang terkait dengan bahan bakar fosil mungkin tidak menarik bagi beberapa pembeli yang lebih tertarik pada proyek-proyek energi surya atau angin.
Tantangan dan Harapan
Indonesia diharapkan dapat mengatasi tantangan ini dengan memperbarui metodologi yang digunakan untuk kredit karbon mereka dan menjaga integritas kredit karbon mereka.