Kiamat Driver Online Mendekat ke Indonesia, Bukti Terbaru Ditemukan

Layanan Robotaxi Tanpa Sopir Semakin Populer di China

Layanan robotaxi atau taksi tanpa pengemudi semakin populer di China, dengan perusahaan seperti Pony.ai Inc yang baru saja meluncurkan layanan robotaxi di Hong Kong. Mereka bergabung dengan Baidu dalam persaingan ketat untuk menyediakan layanan ini di kota tersebut, seiring dengan upaya perusahaan penggerak otonom itu untuk memperluas operasinya secara global.

Pony.ai, yang terdaftar di Nasdaq, berencana untuk mulai menyediakan layanan perjalanan robotaxi untuk staf bandara di Bandara Internasional Hong Kong sebelum melakukan ekspansi ke daerah perkotaan lainnya. Raksasa kecerdasan buatan asal China, Baidu, juga tengah mengincar peluncuran layanan taksi tanpa sopir di Hong Kong setelah mendapatkan persetujuan dari pemerintah setempat.

Pony.ai telah mendapatkan lisensi untuk menyediakan layanan robotaxi di beberapa kota besar di China seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen. Perusahaan ini juga sedang menjajaki peluang untuk memperluas bisnisnya ke negara-negara lain seperti Korea Selatan, Luksemburg, dan Timur Tengah.

Kendaraan Tanpa Sopir Sudah Mulai Beroperasi di Singapura

Di negara tetangga Indonesia, Singapura juga telah mengadopsi teknologi kendaraan tanpa sopir. Beberapa kendaraan otonom mulai terlihat di jalanan Singapura, seperti minibus yang dikeluarkan oleh perusahaan China, WeRide. Meskipun masih ada pengemudi keselamatan di bagian depan kendaraan, aturan di Singapura mengharuskan keberadaan mereka untuk memantau sistem radar, lidar, dan kamera yang ada pada kendaraan.

Uji coba kendaraan tanpa sopir di Singapura telah dimulai sejak 2015, namun belakangan ini penggunaannya semakin meningkat. Selain minibus, kendaraan otonom pengangkut barang dari jaringan supermarket terbesar di Singapura, FairPrice, juga telah beroperasi. Bahkan, Bandara Changi telah melakukan uji coba bus otonom pengangkut pekerja dan mobil tanpa sopir untuk pengiriman pakan di peternakan burung.

Meskipun kendaraan otonom tetap memerlukan kehadiran manusia sebagai pengawas, penggunaan teknologi ini semakin diterima di Singapura karena memberikan manfaat produktivitas yang besar bagi pengguna. Dengan biaya penerapan yang semakin rendah dan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi, teknologi kendaraan tanpa sopir semakin berkembang di Singapura.

Kesimpulan

Dengan adopsi teknologi kendaraan otonom yang semakin luas, China dan Singapura menjadi contoh negara yang mengadopsi inovasi dalam bidang transportasi. Layanan robotaxi tanpa pengemudi semakin populer di China, sementara Singapura telah mengintegrasikan kendaraan tanpa sopir dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

Melalui adopsi teknologi ini, kedua negara tersebut tidak hanya meningkatkan efisiensi transportasi, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan teknologi otonom. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, mungkin saja kita akan melihat kendaraan otonom menjadi hal yang biasa di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *