Banyak Korban Disadap Tanpa Klik pada Modus Bajak WhatsApp




Spyware Israel Sasar Pengguna WhatsApp, Termasuk Jurnalis

Jakarta, CNBC Indonesia – Spyware Israel menargetkan setidaknya hampir 100 jurnalis dan masyarakat sipil pengguna WhatsApp. Pihak aplikasi mengungkapkan hal tersebut belum lama ini.

WhatsApp mengatakan sangat yakin 90 penggunanya menjadi sasaran dan telah disusupi oleh spyware milik pembuat software peretasan asal Israel Paragon Solutions. Tidak ada informasi lain dari WhatsApp terkait serangan tersebut, termasuk siapa yang dibalik serangan tersebut dan asal korban yang terdampak serangan.

Menurut perusahaan, mereka belum bisa mengidentifikasi siapa klien yang berada di belakang serangan itu. The Guardian menuliskan software milik Paragon biasanya digunakan oleh klien yang berasal dari pemerintah, sama seperti pembuat perangkat mata-mata lainnya.

“WhatsApp menghentikan kampanye spyware oleh Paragon yang menargetkan pengguna termasuk jurnalis dan anggota masyarakat sipil. Kami telah menghubungi orang-orang yang terkena dampaknya,” jelas juru bicara WhatsApp, dikutip dari The Guardian, Selasa (4/1/2025).

Tindakan yang Diambil oleh WhatsApp

Pihak aplikasi berbagi pesan itu juga mengatakan telah menyurati Paragon untuk menghentikan aksinya. Whatsapp menjajaki pula opsi hukum untuk diberikan kepada Paragon.

Penargetan yang dilakukan ini, para ahli mengatakan menggunakan serangan “tanpa klik.” Jadi penyusupan tetap bisa dilakukan tanpa harus membuat korban mengklik link berbahaya tertentu.

Sebagai informasi, Paragon memiliki kantor di Chantilly, Virginia, AS. Seorang sumber menyebutkan perusahaan memiliki setidaknya 35 pelanggan pemerintah, namun tidak berbisnis dengan negara yang dianggap demokratis dan yang dituduh menyalahgunakan software mata-mata.

Salah satu yang telah menggunakan jasanya adalah pemerintah Amerika Serikat (AS). Perusahaan diketahui memiliki kontrak senilai US$2 juta dengan divisi investigasi keamanan dalam negeri Imigrasi dan Bea Cukai AS.

Pihak Bea Cukai juga disebutkan telah mengeluarkan perintah penghentian pekerjaan untuk kotak. Karena untuk melakukan verifikasi apakah kontrak mematuhi perintah eksekutif yang dikeluarkan pemerintahan saat Joe Biden masih menjabat sebagai presiden yang membatasi penggunaan spyware.

Hingga Donald Trump naik menjadi presiden, perintah tersebut masih tetap berlaku dan belum dicabut.

(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Adu Canggih AI China vs Amerika: Deepseek & Qwen vs Chatgpt & Gemini




Next Article



6 Fitur WhatsApp yang Harus Diketahui Supaya HP Tak Disadap-Dibajak




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *