Jakarta, CNBC Indonesia – Perang dagang di sektor teknologi antara Amerika Serikat (AS) dan China terus berlanjut dan memanas jelang akhir pemerintahan Joe Biden.
Penyelidikan Terbaru: Perang Dagang AS-China di Sektor Teknologi
Awal pekan ini, pemerintahan Biden mengumumkan penyelidikan perdagangan terbaru ke produk-produk China pada menit-menit terakhir menuju pelantikan Donald Trump.
Penyelidikan ini berfokus pada semikonduktor ‘warisan’ lama buatan China yang digunakan pada barang sehari-hari seperti otomotif, mesin cuci, hingga peralatan telekomunikasi.
Tujuan Penyelidikan: Melindungi Produsen AS dari Pasokan Chip China
Digadang-gadang penyelidikan ini akan berujung pada penambahan tarif yang dikenakan AS kepada chip-chip buatan China di negara Paman Sam.
Perwakilan Dagang AS Katherine Tai mengatakan penyelidikan ini bertujuan untuk melindungi produsen AS dan produsen semikonduktor lainnya dari penumpukan pasokan chip China dalam jumlah besar yang didorong oleh pemerintahan Xi Jinping.
Implikasi Terhadap Industri AS dan China
Biden juga telah memperketat pembatasan ekspor terhadap kecerdasan buatan (AI) yang canggih, chip memori, dan peralatan pembuatan chip.
Chip lama menggunakan proses manufaktur lama yang diperkenalkan lebih dari satu dekade lalu dan seringkali jauh lebih sederhana dibandingkan chip yang digunakan dalam aplikasi AI atau mikroprosesor canggih.
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan penelitian departemennya menunjukkan bahwa dua per tiga produk AS yang menggunakan chip mengandung chip warisan China.
Reaksi China dan Kelompok Perdagangan AS
Kementerian Perdagangan China mengatakan penyelidikan chip AS akan merugikan perusahaan-perusahaan AS, serta mengganggu rantai pasokan chip global. Beijing disebut akan “mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas membela hak dan kepentingannya.”
Dewan Industri Teknologi Informasi, sebuah kelompok perdagangan yang mewakili sektor teknologi AS, mengatakan penyelidikan ini dapat memiliki implikasi yang kompleks dan luas terhadap perekonomian global dan rantai pasokan.
Langkah-Langkah Selanjutnya dan Dampak Terhadap Pasar Elektronik
Pemerintahan Biden akan menerima masukan publik mengenai penyelidikan tersebut pada 6 Januari 2025, dan telah merencanakan dengar pendapat publik pada 11-12 Maret 2025, menurut pemberitahuan Federal Register mengenai penyelidikan tersebut, yang akan selesai dalam waktu satu tahun.
Penyelidikan ini dilakukan berdasarkan Pasal 301 Undang-Undang Perdagangan tahun 1974, undang-undang praktik perdagangan tidak adil yang sama yang digunakan Trump untuk mengenakan tarif hingga 25% terhadap impor China senilai $370 miliar pada tahun 2018 dan 2019.
Potensi Pengaruh Terhadap Industri Elektronik AS
Sebagian besar ponsel pintar, komputer laptop, konsol video game, dan produk elektronik konsumen AS lainnya masih diimpor dari China. Penyelidikan ini berpotensi membuat jalur perdagangan untuk barang-barang tersebut terhambat.
Seorang pejabat pemerintahan Biden mengatakan bahwa selain memeriksa dampak dari chip yang diimpor, penyelidikan tersebut juga akan melihat penggabungannya ke dalam komponen hilir dan barang-barang pengguna akhir untuk industri penting termasuk pertahanan, produk otomotif, dan peralatan medis.
Upaya AS dalam Memperkuat Rantai Pasokan Semikonduktor
Perusahaan ini juga akan menargetkan produksi substrat silikon karbida dan wafer China untuk fabrikasi semikonduktor.
Setelah pandemi COVID-19 mengganggu pasokan semikonduktor dan menghentikan sementara produksi mobil dan peralatan medis, AS berupaya membangun rantai pasokan semikonduktornya sendiri dengan subsidi baru sebesar $52,7 miliar untuk produksi chip, penelitian, dan pengembangan tenaga kerja.
(fab/fab)