Pemerintah Siap Memulihkan Tambak Garam 3 Ribu Hektar di Indramayu

Swasembada Garam: Langkah Pemerintah Menuju Kemandirian Garam di Indonesia

Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, pemerintah Indonesia kini sedang gencar untuk menutup keran impor garam konsumsi pada tahun 2025 mendatang. Langkah ini diikuti dengan target menghentikan impor garam industri pada tahun 2027. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dipercayakan untuk memperluas lahan tambak garam hingga 500 hektare pada tahun 2027 guna mempercepat pencapaian swasembada garam. Salah satu daerah yang menjadi fokus utama dalam upaya pemerintah untuk mengoptimalkan produksi garam adalah Indramayu, Jawa Barat.

Berdasarkan pantauan detikcom di Gudang Garam Nasional (GGN) Indramayu, Desa Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terlihat ribuan tumpukan karung garam yang siap untuk didistribusikan ke berbagai wilayah. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan bahwa total stok garam di kawasan Krangkeng mencapai 63.000 ton. Untuk meningkatkan produksi di tahun mendatang, rencananya akan dilakukan revitalisasi tambak garam seluas 3.000 hektar di Krangkeng.

Revitalisasi Tambak Garam di Krangkeng

Dalam upaya revitalisasi tambak garam, Menteri Trenggono menjelaskan bahwa wilayah produksi garam di Krangkeng akan difasilitasi dengan alat pompa air laut yang canggih. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi garam, mengingat sebelumnya para petani garam bergantung pada pasang surut air laut.

“Dengan penggunaan pompa air laut yang bagus, hasil produksi garam di Krangkeng akan jauh lebih optimal. Dengan kapasitas tambak 3.000 hektar, diperkirakan produksi garam bisa mencapai 3.000 ton per tahun,” ungkap Trenggono.

Investasi dalam Kemandirian Garam

Untuk merealisasikan revitalisasi tambak garam seluas 3.000 hektar, diperlukan investasi tambahan sekitar Rp 5 miliar. Menteri Trenggono telah memastikan akan mengajukan penambahan anggaran khusus untuk revitalisasi tambak garam di Krangkeng. Langkah ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam mencapai swasembada garam dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Lebih lanjut, Menteri Trenggono berharap bahwa produksi garam di Krangkeng dapat memenuhi kebutuhan garam industri. Gudang Garam Nasional di Indramayu saat ini menjadi salah satu pemasok garam untuk Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Potensi Garam di Kabupaten Indramayu

Adapun kapasitas penyimpanan di GGN Krangkeng mencapai 2.000 ton, dengan saat ini terisi sebanyak 1.400 ton. Sementara itu, kapasitas produksi pabrik garam olahan di Indramayu mencapai 6.000 ton per tahun. Garam olahan ini biasanya didistribusikan ke industri pakan ternak dan konsumsi manusia.

Dalam data terkini, luas lahan garam produktif di Kabupaten Indramayu tahun 2024 mencapai 1.445,65 Ha dengan total produksi mencapai 135.891,10 ton. Estimasi stok garam di Kabupaten Indramayu saat ini sekitar 25.000 ton, dengan harga garam krosok (bahan baku) berkisar antara Rp975,-/kg (K1), Rp850,0/kg (K2), dan Rp750,-/kg (K3).

Wilayah produksi garam di Kabupaten Indramayu tersebar di empat kecamatan, yaitu: Krangkeng, Losarang, Kandanghaur, dan Patrol. Di kecamatan Krangkeng, terdapat beberapa desa yang menjadi lokasi produksi garam, seperti Singakerta, Srengseng, Luwunggesik, Kalianyar, Krangkeng, dan Tanjakan.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi garam di Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat untuk mencapai kemandirian pangan. Dengan langkah-langkah strategis seperti revitalisasi tambak garam di Krangkeng, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri dalam produksi garam dan mengurangi ketergantungan pada impor.

(kil/kil)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *