Penemuan Penyebab Perubahan Warna Hijau Matahari

Gunung Berapi Zavaritskii: Letusan Misterius yang Mendinginkan Bumi

Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah gunung berapi misterius pernah meletus dan menjadi yang terkuat pada tahun 1831. Letusan ini tidak hanya menimbulkan kekacauan pada saat itu, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang yang mengejutkan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa letusan gunung berapi ini mungkin telah membantu mendinginkan Bumi secara keseluruhan.

Letusan Gunung Berapi yang Mengubah Iklim

Letusan gunung berapi pada tahun 1831 memuntahkan sejumlah besar sulfur dioksida ke stratosfer. Gas-gas ini menyebabkan perubahan besar pada lapisan atmosfer Bumi dan akhirnya menyebabkan penurunan suhu rata-rata tahunan di bagian utara Bumi sebesar 1 derajat Celcius. Fenomena ini tidak hanya terjadi di satu lokasi, tetapi meluas ke seluruh dunia.

Pada saat letusan terjadi, laporan-laporan dari berbagai belahan dunia mulai bermunculan. Matahari terlihat berwarna biru, ungu, dan hijau, fenomena yang jarang terjadi. Hal ini disebabkan oleh debu dan gas vulkanik yang tersebar di atmosfer dan memantulkan sinar Matahari dengan cara yang tidak biasa.

Identifikasi Gunung Berapi Zavaritskii

Meskipun letusan ini terjadi hampir 200 tahun yang lalu, identitas gunung berapi yang bertanggung jawab baru-baru ini terungkap. Para peneliti melakukan penelitian yang mendalam dengan mengambil sampel inti es di Greenland. Mereka menganalisis isotop sulfur, butiran abu, dan pecahan kaca vulkanik dalam inti es tersebut.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, para peneliti dapat mengidentifikasi gunung berapi yang bertanggung jawab atas letusan besar pada tahun 1831. Gunung api tersebut terletak di Samudera Pasifik, tepatnya di pulau Simushir, kepulauan Kuril. Gunung berapi ini dikenal sebagai Gunung Zavaritskii.

Misteri Gunung Zavaritskii

Meskipun identitas gunung api ini telah terungkap, informasi mengenai Gunung Zavaritskii masih sangat terbatas. Catatan sejarah tentang gunung ini hampir tidak ada, kecuali beberapa laporan yang menyebutkan letusan terakhir pada tahun 800 SM. Gunung Zavaritskii terletak di pulau terpencil antara Jepang dan Rusia, tanpa penduduk tetap.

Sebelum penemuan ini, para peneliti juga mempertimbangkan kemungkinan bahwa gunung berapi misterius ini berada di dekat ekuator, dengan salah satu kandidatnya adalah Gunung Babuyan Claro di Filipina. Namun, hasil analisis yang dilakukan memastikan bahwa Gunung Zavaritskii adalah yang bertanggung jawab atas letusan yang mengubah iklim pada tahun 1831.

Dampak Letusan Zavaritskii

Letusan Gunung Zavaritskii pada tahun 1831 tidak hanya memiliki dampak lokal, tetapi juga global. Selain menyebabkan penurunan suhu rata-rata di Bumi, letusan ini juga menjadi pertanda berakhirnya Zaman Es Kecil yang melanda planet ini. Selain itu, letusan ini juga terjadi bersamaan dengan letusan tiga gunung berapi lainnya antara tahun 1808 dan 1835, termasuk Gunung Tambora di Indonesia pada tahun 1815 dan Gunung Coseguina di Nikaragua pada tahun 1835.

Penemuan mengenai Gunung Zavaritskii memberikan wawasan baru mengenai sejarah letusan gunung berapi yang berdampak besar pada iklim Bumi. Meskipun informasi tentang gunung ini masih minim, penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena alam yang luar biasa ini.

(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Antisipasi China, AS Perketat Akses Ekspor Chip & AI




Next Article



Gunung Berapi Ini Muntahkan Emas Rp 94 Juta Setiap Hari




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *